Halaman

Jumat, 02 Agustus 2013

Taman Nasional Lorentz : Mutiara Hitam dari Timur

       Taman Nasional Lorentz adalah salah satu bukti nyata bahwa Indonesia begitu kaya. Keanekaragaman hayatinya sudah diakui secara internasional sebagai situs warisan alam dunia. Sayangnya, di negerinya sendiri ia malah tak begitu populer. 
               Jika Anda memiliki waktu liburan dan bingung memilih lokasi berlibur, Anda perlu menambahkan Taman Nasional Lorentz sebagai salah satu objek wisata nasional yang wajib dikunjungi. Mungkin namanya memang tidak setenar Pulau Komodo ataupun Kebun Raya Bogor. Namun, taman nasional yang terletak di pulau Papua itu telah membanggakan Indonesia. Melalui kekayaan dan keanekaragaman hayatinya, Taman Nasional Lorentz, telah ditetapkan  Unesco sebagai situs warisan alam dunia.
      Hal itu tak mengherankan. Sejak dulu, pemerintahan Belanda telah menganggap hutan tersebut sangat potensial. Sehingga, pada 1916, kawasan itu kemudian diresmikan sebagai monumen alam dengan nama Lorentz. Kemudian, pada 1978 pemerintah Indonesia, mengetapkan Lorentz sebagai cagar alam.
sumber foto: http://www.btravindonesia.com/taman-nasional-lorentz-warisan-indonesia-untuk-dunia.html/taman-nasional-lorentz-papua
  Kawasan Lorentz memang memiliki daya tarik tersendiri. Kekayaan dan keanekaragaman hayatinya yang sudah diakui secara internasional tak main-main. Pada wilayahnya yang mencapai 2.450.000 hektar, terdapat sekitar 34 tipe vegetasi. Diantaranya adalah hutan rawa, hutan gambut, hutan sagu, pantai pasir karang, padang rumput, hingga lumut kerak.
  
     Satwa-satwa penghuni taman nasional tersebut juga tak kalah beragam. Ada sekitar 630 jenis burung yang teridentifikasi hidup di lokasi ini. Ciri Khasnya adalah burung kasuari dan cenderawasih. Untuk hewan-hewan dari kelas mamalia, hingga saat ini telah ditemukan sekitar 64 jenis. Mulai dari tikus, kangguru pohon, landak, hingga kuskus. Banyak pula ditemukan hewan-hewan langka atau jenis-jenis baru. para peneliti memperkirakan ada sekitar 90-100 spesies mamalia yang menghuni kawasan taman nasional lorentz. Jumlah tersebut masih diperkaya dengan 1.000 spesies ikan, beberapa reptil dan hewan amphibi lainnya.
Dilengkapi gletser dan salju abadi
sumber foto http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_lorentz.htm
   Kecantikan Lorentz tak perlu diragukan lagi. Wilayahnya yang membentang dari puncak gunung Jaya Wijaya hingga tepi perairan laut Arafura memang membuat keadaan ekologisnya begitu menakjubkan. Gunung Jaya wijaya, merupakan gunung tertinggi di Indonesia yang pada puncaknya diselimuti salju abadi. Hal itu menjadikan Lorentz salah satu dari tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di daerah tropis.                
     Masih belum usai cerita tentang kekayaan hutan Lorentz ini. Selain keindahaan alamnya yang luar biasa. Kekayaan budayanyapun tak kalah mengagumkan. Secara keseluruhan wilayah hutan Lorenz merupakan kediaman dari beberapa suku asli Irian. Suku-suku tersebut antara lain suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Beberapa ahli yang mengadakan penelitian ditempat ini juga memeperkirakan masih ada beberapa suku lagi yang masih hidup di pedalaman hutan dan belum tersentuh oleh kehidupan modern. 
     Banyaknya suku yang menempati wilayah ini menjadikan Lorentz tak hanya kaya keberagaman hayati dan keindahan alam saja, namun juga kaya budaya. Kebudayaan masyarakatnya telah tumbuh sekitar 30 ribu tahun yang lalu dengan masing-masing ciri khasnya. Salah satunya adalah suku Asmat. Suku ini memiliki ketrampilan dalam memahat patung dari batang pohon. Pohon dianggap sebagai sesuatu yang sakral. 
Tak hanya pohon, secara keseluruhan, suku-suku di sekitar Lorentz, memiliki  adat dan budaya yang sagat menjunjung tinggi dan menghargai alam. Itu pula yang membuat Lorentz hingga saat ini masih terjaga dan bisa dinikmati.
    Dengan semua daya tarik yang dimilikinya, tidak berlebihan bila Lorentz menggambarkan julukan dari tanah papua, mutiara hitam dari timur. Hutan Lorentz menjadi sebuah ‘aset’ berharga yang dapat membuat Indonesia semakain ‘berkilau’ di mata internasional. Pantaslah bila pada 1997, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai taman nasional. 

Sayangnya, letaknya yang berada di bagian paling timur Indonesia, membuat lokasi wisata ini agak sulit dijangkau. Sarana dan prasarananya pun masih sangat terbatas. Namun, semua kekurangan tersebut tak akan mengurangi daya pikat Lorentz. Jika Anda ingin berkunjung, agustus hingga desember adalah waktu yang tepat untuk menikmati keindahan alam taman nasional Lorentz.

sumber foto : http://galeriwisata.wordpress.com/wisata-papua/wisata-provinsi-papua/taman-nasional-lorentz/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar