Halaman

Sabtu, 10 Agustus 2013

Danau Kelimutu, Danau Indah Tiga Warna Penuh Misteri


Kabupaten Ende yang berbukit-bukit menyimpan keindahan luar biasa. Di sanalah, di puncak Gunung Kelimutu, di kawasan Taman Nasional Kelimutu, terdapat Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Bahkan, danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Sebuah penghargaan yang membanggakan.

Panorama Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, memang penuh misteri yang tak terselami hingga saat ini.Perubahan warna danau yang sering terjadi di tiga kawah terpisah bekas letusan Gunung Kelimutu itu menjadi keunikan yang tak ada duanya di dunia.

Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur ini dikenal sebagai danau tiga warna. Dinding danau yang indah ini rawan longsor. Sayangnya, keindahan Danau Kelimutu tak seindah sistem pengelolaannya. Sejumlah fasilitas, terutama sarana untuk wisatawan, kini banyak dalam kondisi rusak dan tak terawat. Misalnya saja kamar kecil, bangunan pendopo di areal parkir yang kondisinya memprihatinkan, serta kapasitas lahan parkir yang amat terbatas, yang hanya mampu menampung sekitar 20 kendaraan roda empat dan beberapa sepedamotor.

Danau Kelimutu sesungguhnya merupakan salah satu obyek wisata andalan Flores. Untuk mencapai danau yang terletak sekitar 51 kilometer arah timur dari Kota Ende itu, wisatawan bisa menggunakan kendaraan bermotor dari Ende, juga bisa menggunakan bus antarkota.Pemandangan di kawasan itu sangat memesona. Kabut putih tebal yang bergerak perlahan menutupi puncak Gunung Kelimutu ( kurang lebih 1.640 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu pemandangan yang sangat khas di sekitar tiga danau berwarna di atas puncak gunung.

Potensial

Di kawasan Danau Kelimutu banyak hal yang dapat dijumpai, yang jika dikelola secara optimal pasti akan mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Manakala situasi sepi pengunjung, suasana akan terasa senyap dan menjemukan. Kita hanya akan melihat hamparan tanah dengan sejumlah tanaman hijau, selain tentunya menyaksikan perubahan warna yang menakjubkan ketiga danau. Namun, jangan berharap ada penjelasan atau keterangan yang memadai seputar keajaiban danau itu maupun alam sekitarnya.Di kawasan danau hanya ada satu papan yang “berjudul” Perubahan Alam, Kepercayaan Abadi. Akan tetapi, papan itu pun kondisinya sudah tak terawat, penuh goresan tangan jahil yang menghilangkan sejumlah huruf. Keterangan yang diberikan pun hanya seputar legenda secara garis besar, tidak ada penjelasan secara ilmiah.

Tiga danau yang letaknya berdekatan satu sama lain itu juga “tidak bernama”. Di sisi timur, terdapat dua danau, yang airnya masing-masing berwarna hijau dan cokelat tua. Untuk danau yang berwarna hijau, masyarakat biasanya menyebutnya dengan danau arwah muda-mudi (tiwu nua muri ko’o fai). Yang berwarna cokelat tua disebut danau arwah tukang tenung atau orang jahat (tiwu ata polo). Di sisi barat ada satu danau yang berwarna hijau lumut atau gelap, yang biasa disebut danau arwah orangtua (tiwu ata mbupu).

Perubahan warna

Sejumlah kalangan menduga, perubahan warna air di danau itu disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat bahwa perubahan warna air ke biru putih (sekarang hijau) dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu.
Sementara itu, meningkatnya konsentrasi besi (Fe) dalam fluida menyebabkan warna merah hingga kehitaman (sekarang cokelat tua). Adapun warna hijau lumut dimungkinkan dari biota jenis lumut tertentu.Lalu soal dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak menutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu.Selain itu, mengingat Pulau Flores termasuk daerah rawan gempa, diperlukan kajian untuk dapat menginformasikan kepada wisatawan pada lokasi mana harus berlindung ketika berada di sekitar Danau Kelimutu.

Sejarah Kelimutu

Kelimutu merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih itu merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di Pulau Flores, selain Komodo, kampung tradisional Bena dan Taman Laut Riung yang indah.Bagi Anda yang sempat berkunjung ke Flores, kunjungan Anda ke Flores di NTT belum lengkap bila belum sempat mampir ke Danau Kelimutu yang terletak di Gunung Kelimutu. Danau ini menyuguhkan pemandangan danau 3 warna yang pada waktu waktu tertentu warnanya dapat berubah.

Danau Kelimutu ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu pada tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.

Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Koservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Danau vulkanik itu dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Awalnya Danau Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni merah, putih dan biru, dibeberapa dokumen yang ada, danau yang sekarang berwarna hitam, dulu sebelum tahun 1970 berwarna merah, seperti terlihat pada lembaran uang kertas RI harga Rp 5.000 yang lama.

Penduduk setempat meyakini bahwa perubahan warna ketiga danau tersebut menunjukkan gejala alam yang akan timbul seperti gunung berapi meletus, adanya longsor, musibah alam lainnya atau musibah lainnya. Untuk menapaki puncak Kalimutu, ada beberapa pilihan untuk mencapai puncak Kelimutu, yakni dengan berjalan kaki, naik kuda, menyewa motor dan menyewa mobil.

1. Air Panas

Tidak jauh dari Moni Anda dapat menjumpai beberapa sumber air panas di sekitar Moni dan sangat menyegarkan untuk mandi di sumber panas ini terutama setelah Anda turun bekeringat dari Gunung Kelimutu.

2. Rumah adat

Di sekitar Moni seperti di Desa Ngala, Jopu atau Wolowaru pada saat itu Anda dapat melihat beberapa rumah adat setempat yang dibangun menjulang tinggi, beratap kerucut, bentuk di bagian bawah mirip rumah panggung yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah dan untuk masuk ke dalam rumah seseorang harus menggunakan tangga. Di bagian dalam atap kerucut ini ada suatu platform di mana benda benda sakral termasuk juga tulang belulang nenek moyang mereka disimpan. Sayang sekali ruangan ini tidak diperkenankan untuk difoto.

3. Misionaris

Larantuka dan Maumere merupakan titik awal penyebaran agama Katolik oleh para misionaris Portugis. 400 tahun yang lalu para misionaris Portugal masuk pertama kali ke Maumere, salah satu peninggalan Portugis adalah Gereja Tua Sikka bernuansa Portugis yang sampai sekarang masih berdiri megah di Desa Sikka. Gereja ini berarsitektur kolonial, unsur-unsur tradisional Flores tetap diakomodasikan dalam interiornya dengan berbagai motif tenun Sikka terlukis pada dinding dan altarnya.

Seminari Ledalero dengan museumnya, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh agama Katolik dalam kehidupan masyarakat Maumere.

Perjalanan panjang sejarah Flores dapat ditelusuri dari berbagai koleksi yang dimilikinya. Berbagai koleksi tenun ikat dengan motif yang kini tak lagi diproduksi pun dapat ditemui di museum ini. Seminari Ledalero dikelola oleh para misionaris SVD yang berasal dari Austria.

4. Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Rumah pembuangan Bung Karno terletak di Jalan Perwira, Kota Ende yang secara kasat mata kelihatan seperti layaknya permukiman penduduk, yang membedakan dari rumah penduduk lainnya adalah sebuah papan nama bertuliskan Situs, Bekas Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende terpampang di halaman depan. Di rumah berukuran 12 x 9 meter ini, mantan Presiden Republik Indonesia yang pertama Soekarno (Bung Karno) menjalani masa pengasingan oleh Kolonial Belanda selama empat tahun (1934-1938).

Informasi untuk FK Travel Guide :
  • Waktu yang terbaik untuk berkunjung ke Gunung Kelimutu : Juli-September
  • Kegiatan yang bisa dilakukan selama di Kabupaten Sikka : Diving di Maumere, Hunting foto di Gunung Kelimutu dan menikmati keindahan alam Kabupaten Sikka.
  • Oleh-oleh yang bisa dibeli : Kain tenun ikat Sikka dan sekitarnya, baik sebagai sarung maupun sebagai accessories seperti tas, rompi maupun jaket, gelang gading gajah

Galeri foto





















Selasa, 06 Agustus 2013

Daftar Kayu Di Indonesia Berdasarkan Kelompok nya


Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Agatis Agathis spp. Damar (Jw.), dama (Slw.), damar bindang (Klm.), damar sigi (Smt.). (Ingg.): kauri pine.
2. Balau Shorea spp. (misalnya S. materialis Ridl., S. maxwelliana King, S. scrobiculata Burck); Parashorea spp. Damar laut (Smt.), semantok (Aceh), amperok, anggelam, selangan batu (Klm.)
3. Balau merah Shorea spp. (mis. S. collina Ridl., S. guiso (Blanco) Bl.) Balau laut, damar laut merah, batu tuyang, putang, lempung abang. Ingg.: red selangan.
4. Bangkirai Shorea spp. (mis. S. kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifolia Endert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata Sym.) Benuas, balau mata kucing, hulo dereh, puguh, jangkang putih, kerangan (Smt.), bubuh (Bk.)
5. Damar Araucaria spp. (mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.) Alloa, ningwik, pien (Pap.). Ingg.: araucaria.
6. Durian Durio spp. (terutama Durio carinatus Mast.); Coelostegia spp. Durian burung, lahong, layung, apun, begurah, punggai, durian hantu, enggang
7. Gia Homalium tomentosum (Roxb.) Benth., Homalium foetidum (Roxb.) Benth. Delingsem (Jw.), kayu batu, melunas, kayu kerbau, momala (Slw.)
8. Giam[2] Cotylelobium spp. (mis. C. burckii Heim, C. lanceolatum Craib, C. melanoxylon Pierre Giam durian, resak bukit tembaga; giam padi, resak daun kecil, resak batu; giam tembaga, resak daun lebar; resak gunung
9. Jelutung Dyera spp. Pulai nasi, pantung gunung, melabuai
10. Kapur Dryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D. sumatrensis (Gmelin) Kosterm.) Kamper (kayu), kayu kayatan, empedu, keladan
11. Kapur petanang Dryobalanops oblongifolia Dyer Kapur guras (Smt.), kapur paya (Mly.), kelansau (Swk.)
12. Kenari Canarium spp., Dacryodes spp. , Santiria spp., Trioma spp. Kerantai, ki tuwak, binjau, asam-asam, kedondong (kedundung), resung, bayung, ranggorai, mertukul
13. Keruing Dipterocarpus spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D. elongatus Korth. dll.) Keruing arong, kekalup; Lagan sanduk, mara keluang; Keruing tempudau; tempurau, merkurang, kawang, apitong
14. Kulim Scorodocarpus borneensis Becc. Kayu bawang hutan (Klm.)
15. Malapari Pongamia pinnata (L.) Pierre Malapari
16. Matoa Pometia spp.; mis. P. pinnata Forster & Forster, P. ridleyi King Kasai, taun, kungki, hatobu, kayu sapi (Jw.), tawan (Mlku.), ihi mendek (Irian Jaya)
17. Medang Cinnamomum spp. Sintuk, sintok lancing, ki teja, ki tuha, ki sereh, selasihan
18. Meranti kuning Shorea spp. (di antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoides Sym., S. faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris V.Sl.; Damar hitam, damar kalepek; Damar hitam katup; Bangkirai guruk, karamuku; Damar buah, mereng-kuyung; Damar tanduk. Ingg.: yellow seraya.
19. Meranti merah Shorea spp. (di antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex Foxw., S. leptoclados Sym., dll.) Majau, meranti merkuyung; Meranti ketrahan; Meranti tembaga, kontoi bayor; Meranti kelungkung; Tengkawang majau; Banio, ketir; Seraya merah, campaga, lempong, kumbang, meranti ketuko, cupang. Ingg.: red seraya, red lauan.
20. Meranti putih Shorea spp. (di antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S. javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym., S. retinodes V.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi Brandis, dll.) Damar mesegar; Bunyau, damar kedontang; Damar mata kucing, damar kaca, damar kucing; Damar tunam, damar pakit; Damar kebaong, baong, bayong, baung, belobungo, kontoi tembaga; Balamsarai, damar mansarai; Damar maja, kontoi sabang; Kikir, udang, udang ulang, damar hutan, anggelam tikus, maharam potong, pongin, awan punuk, mehing (Smt., Kal.); Damar lari-lari, lalari, temungku, tambia putih (Slw.), Damar tenang putih, hili, honi (Mlku.). Ingg.: white meranti.
21. Merawan Hopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri Heim, H. sangal Korth., dll.) Tekam, tekam rayap; Bangkirai tanduk, emang, amang besi; Cengal, merawan telor; Ngerawan, cengal balau
22. Merbau Intsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica Miq.) Merbau asam, ipi (NT.), kayu besi (Papua); Ipil, anglai, maharan; Tanduk (Mlku.)
23. Mersawa Anisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata Korth., A. thurifera Bl.) Cengal padi, damar kunyit; Masegar (Smt.), ketimpun (Klm.), mersawa daun besar; tabok, tahan
24. Nyatoh Palaquium spp., Payena spp., Madhuca spp. Suntai, balam, jongkong, hangkang, katingan, mayang batu, bunut, kedang, bakalaung, ketiau, jengkot, kolan
25. Palapi Heritiera (Tarrietia) spp.; mis. H. javanica (Bl.) Kosterm., H. simplicifolia (Mast.) Kosterm., H. littoralis Ait., H. sylvatica S. Vidal Mengkulang, teraling; Dungun, talutung, lesi-lesi.
26. Penjalin Celtis spp. Rempelas, ki jeungkil, ki endog (Sd.), cengkek (Jw.), pusu (Sumbawa)
27. Perupuk Lophopetalum spp.; mis. L. javanicum (Zoll.) Turcz., L. multinervium Ridl., L. subobovatum King, L. wightianum Arn. Kerupuk (Smt.), pasana (Klm.), mandalaksa (Jw.), aras
28. Pinang Pentace spp. Melunak, ki sigeung, ki sinduk, kelembing
29. Pulai Alstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A. scholaris R.Br., A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A. spectabilis R.Br.) Kayu gabus, rita, gitoh, bintau, basung, pule, pulai miang. Ingg.: white cheesewood, milkwood, milky pine.
30. Rasamala Altingia excelsa NoroƱa Tulasan (Smt.), mandung (Min.), mala (Jw.)
31. Resak Vatica spp.; mis. V. maingayi Dyer, V. oblongifolia Hook.f., V. rassak Bl. Damar along, resak putih

Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Bakau Rhizophora spp. dan Bruguiera spp Tumu, Lenggadai, Jangkar, Tanjang, Putut, Busing, Mata buaya
2. Bayur Pterospermum spp. Balang, Walang, Wadang, Wayu
3. Benuang Octomeles sumatrana Miq. Benuang bini (Klm.), winuang (Slw.)
4. Berumbung Adina minutiflora Val.); Pertusadina spp. Kayu lobang, Barumbung, Kayu gatal
5. Bintangur Calophyllum spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanum Lauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f. Bintangor, penaga; Nyamplung; Sulatri; Bunoh, bintangur bunut
6. Bipa Pterygota spp. Kayu wipa
7. Bowoi Serianthes minahassae Merr. & Perry (Syn. Albizia minahasae Koord.) Rayango, Merang, Terangkuse
8. Bugis Koordersiodendron pinnatum Merr. Grepau
9. Cenge Mastixia rostrata BI. Cenge, Cingo
10. Duabanga Duabanga moluccana BI. Benuang laki, Takir, Aras, Raju mas
11. Ekaliptus Eucalyptus spp.; mis. E. alba Reinw.ex Bl., E. deglupta Bl., E. urophylla S.T. Blake Kayu putih; Leda, aren (Mlku.), tampai; Ampupu (Timor),
12. Gelam Melaleuca spp. Kayu putih
13. Gempol Nauclea spp. Wosen, Klepu pasir, Anggrit
14. Gopasa Vitex spp. Teraut, Laban
15. Gerunggang/Derum Cratoxylum spp.; mis. C. arborescens (Vahl) Bl., C. cochinchinense (Lour.) Bl. Madang baro; Mampat, butun; kemutul, temau; edat
16. Jabon Anthocephalus spp. (A. chinensis (Lamk.) A.Rich ex Walp. dan A. macrophyllus (Roxb.) Havil.) Kelampayan (Mly.), laran (Klm.), semama (Amb.). Ingg.: cadamba.
17. Jambu-jambu Syzygium spp. [3] Kelat, Ki tembaga, Jambu
18. Kapas-kapasan Exbucklandia populnea R. Brown Hapas-hapas, Tapa-tapa, Leman
19. Kayu kereta Swintonia spp. Rengas sumpung, Merpauh, Bagel mirah
20. Kecapi Sandoricum spp. Papung, Kelam, Sentul
21. Kedondong Hutan Spondias spp. Coco, Kacemcem leuweung
22. Kelumpang Sterculia spp. Kepuh, Kalupat, Lomes
23. Kembang semangkok Scaphium macropodum J. B. Kepayang, merpayang (Smt.)
24. Kempas Koompassia malaccensis Maing. Hampas, impas, tualang ayam
25. Kenanga Cananga sp. Kananga
26. Keranji Dialium spp.; mis. D. indum L., D. platysepalum Baker, D. procerum (v.Steen.) Stey Kayu lilin; Maranji
27. Ketapang Terminalia spp. Kalumpit, Klumprit, Jelawai, Jaha
28. Ketimunan Timonius spp. Seranai, Temirit, Kayu reen
29. Lancat Mastixiodendron spp. Kundur, Modjiu, Raimagago
30. Lara Metrosideros spp. dan Xanthostemon spp. Lompopaito, Nani, Langera
31. Mahang Macaranga spp. Merkubung, Mara, Benua
32. Medang Litsea firma Hook f.; Dehaasia spp. Manggah, Huru kacang, Keleban, Wuru, Kunyit
33. Mempisang Mezzetia parviflora Becc.; Xylopia spp.; Alphonsea spp.; Kandelia candel Druce Mahabai, Hakai rawang, Empunyit, Jangkang, Banitan, Pisang-pisang
34. Mendarahan Myristica spp., Knema spp. Darah-darah, Tangkalak, Au-au, Ki mokla, Kumpang, Kayu luo, Huru
35. Menjalin Xanthophyllum spp. Lilin, Ki endog, Segi landak
36. Mentibu Dactylocladus stenostachys Oliv. Jongkong, merebung
37. Merambung Vernonia arborea Han. Merambung, sembung
38. Punak Tetramerista glabra Miq. Kayu malaka (Smt.), cerega (Klm.)
39. Puspa Schima spp.; terutama S. wallichii Korth. Seru (Jw.), simartolu (Smt.), madang gatal (Klm.)
40. Rengas Gluta aptera (King) Ding Hou Rengas tembaga, Rangas
41. Saninten Castanopsis argentea A. DC. Sarangan (Jw.), ki hiur (Sd.), kalimorot
42. Sengon Paraserianthes falcataria (L) Nielsen Jeungjing, Tawa kase, Sika (Maluku)
43. Sepat Berrya cordofolia Roxb. Waru gunung, Kalong
44. Sesendok Endospermum spp.; mis. E. diadenum (Miq.) Airy Shaw, E. moluccanum (T & B) Kurz, E. peltatum Merr. Sendok-sendok, kayu labuh (Smt.), kayu bulan (Mly.), garung (Klm.); Kayu raja (Mlku.)
45. Simpur Dillenia spp.; mis. D. grandifolia Wall., D. obovata Hoogl., D. pentagyna Roxb. Sempur, segel, janti, dongi
46. Surian Toona sureni Merr. Suren, kalantas
47. Tembesu Fagraea spp.; mis. F. fragrans Roxb., F. sororia J.J. Sm. Tomasu (Smt.), kulaki (Slw.), malbira, ki tandu
48. Tempinis Sloetia elongata Kds. Damuli, Kayu besi
49. Tepis Polyalthia glauca Boerl. Banitan, Pemelesian, Kayu tinyang, Kayu bulan, Banet, Kayu kalet
50. Tenggayun Parartocarpus spp. Buku ongko, Pejatai, Purut bulu
51. Terap Artocarpus spp. Cempedak, Kulur, Tara, Teureup
52. Terentang Campnosperma spp.; mis. C. auriculatum (Bl.) Hook.f., C. brevipetiolatum Volkens, dll. Tumbus (Smt.), pauh lebi
53. Terentang ayam Buchanania spp. Pauhan, Antumbus, Talantang
54. T u s a m Pinus spp. Pinus, Damar batu, Uyam
55. Utup Aromadendron sp. U t u p

Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Eboni bergaris Diospyros celebica Bakh. Maitong, Kayu lotong, Sora, Amara
2. Eboni hitam Diospyros rumphii Bakh. Kayu hitam, Maitem, Kayu waled
3. E b o n i Diospyros spp.; di antaranya D. areolata King et G., D. cauliflora BI., D. ebenum Koen, D. ferrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI. Baniak, Toli-toli, Kayu arang, Kanara, Gito-gito, Bengkoal, Malam

Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Bongin Irvingia malayana Oliv. Pauh kijang, Sepah, Kayu batu
2. Bungur Lagerstroemia speciosa Pers. Ketangi, wungu (Jw.), tekuyung, benger
3. Cempaka Michelia spp., Elmerrillia spp. Minjaran, Wasian, Manglid, Sitekwok, Kantil (Jw.), Capuka
4. Cendana Santalum album L. Kayu kuning, Lemo daru
5. Dahu Dracontomelon spp.; mis. D. dao Merr. & Rolfe, D. mangiferum Bl. Dao, basuong (Smt.), sengkuang (Mly.), koili
6. Johar Senna spp.[4] Juar, Trengguli, Sebusuk, Bobondelan
7. Kuku Pericopsis mooniana Thw. Kayu laut, Papus, Nani laut
8. Kupang Ormosia spp. Kayu ruan, Saga
9. Lasi Adina fagifolia Ridl. Adina, Kilaki
10. Mahoni Swietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni (L.) Jacq. Mahoni
11. Melur Dacrydium spp.; Podocarpus spp. dan Phyllocladus spp. Mis. Dacrydium junghuhnii Miq. Alau, cemantan (Klm.); Jamuju, kayu embun (Slw.), sampinur bunga (Smt.); Sampinur tali; Kayu cina; Ki merah, Sandu
12. Membacang Mangifera spp. Ambacang, Asam, Limus piit, Mempelam, Wani, Mangga
13. Mindi Melia spp.; terutama M. azedarach L. Bawang kungut
14. Nyirih Xylocarpus granatum J. Konig Nyireh, Niri
15. Pasang Quercus spp. Mempening, Baturua, Kasunu, Triti
16. Perepat darat Combretocarpus rotundatus Dans. Marapat, Teruntum batu
17. Raja bunga Adenanthera spp Saga, Segawe, Klenderi
18. Rengas Gluta spp.; Melanorrhoea spp. Ingas, Suloh, Rangas, Rengas burung
19. Ramin Gonystylus bancanus Kurz Gaharu buaya, Medang keladi, Keladi, Miang
20. Sawo kecik Manilkara spp.; mis. M. fascicularis H.J. Lam & Maas Geest., M. kauki (L.) Dub. Subo, Ki sawo
21. Salimuli Cordia spp. Kendal, Klimasada, Purnamasada
22. Sindur Sindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea Maing., S. wallichii Graham Sepetir (Mly.), sasundur (Klm.), mobingo (Slw.)
23. Sonokembang Pterocarpus indicus Willd. Angsana, Linggua, Nala, Candana
24. Sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. Linggota, sono sungu, sonobrits
25. Sungkai Peronema canescens Jack Jati seberang, Jati londo
26. Tanjung Mimusops elengi L. Sawo manuk (Jw.), karikis (Slw.)
27. Tapos Elateriospermum tapos BI. Kelampai, Setan, Kedui, Wayang
28. Tinjau belukar Pteleocarpus lampongus Bakh. Lontar kuning
29. Torem Manilkara kanosiensis H.j. L. et B. M. Sawai, Torem
30. Trembesi Samanea saman Merr. Ki hujan
31. Ulin Eusideroxylon zwageri T.et B. Kayu besi, bulian, kokon
32. Weru Albizia procera Benth. Beru, Ki hiyang, Bengkal

Minggu, 04 Agustus 2013

10 Fakta Unik Tentang Komodo Dragon Di Indonesia

 



  1. Komodo termasuk hewan purba yang hanya ada di Pulau Komodo, Manggarai barat, Nusa Tenggara Timur.
  2. Komodo di Indonesia hidup dengan cara asli alias berburu sendiri tanpa bantuan manusia. Biasanya mereka memangsa kijang, kerbau, kuda, monyet, dll. Komodo kecil memakan serangga,
  3. Komodo binatang soliter dan kanibal, komodo dewasa biasanya suka memakan komodo yang masih kecil.
  4. Air liur merupakan senjata utama komodo. Mengandung bakteri luar biasa yang banyak dan berbahaya. Mangsa yang lebih kuat cukup mendapat gigitan, beberapa minggu kemudian akan lumpuh, dan baru dimangsa. Namun penelitian terbaru menyebutkan, komodo memiliki 7 (tujuh) saluran bisa di gusinya. Racun itulah yang membunuh, bukan bakteri di dalam air liurnya,
  5. Usia komodo bisa mencapai 50 tahun. Komodo dewasa mampu berlari dengan kecepatan 18 KM per jam.
  6. Populasi komodo betina lebih kecil dibanding jantan. Perbandingannya 1 (satu) betina dan 3 (tiga) jantan.
  7. Masa kawin komodo antara Juli dan Agustus. 3 (tiga) komodo jantan akan memperebutkan 1 (satu) komodo betina.Saat itu, komodo jantan menjadi agresif dan sering berkelahi memperebutkan betina. Hanya saat itulah, komodo bisa berdiri diatas 2 (dua) kaki belakangnya.
  8. 1 (satu) bulan setelah kawin, komodo bertelur. Jumlah telurnya, antara 15-30 butir. Telur-telur itu disembunyikan di lubang sedalam 2 (dua) meter. Untuk mengelabui predator, biasanya sang induk membuat 2 (dua) lubang palsu.
  9. Komodo betina jika terpaksa mampu bertelur tanpa dibuahi pejantan. Kelahiran telur dari jenis ini menghasilkan komodo-komodo jantan. Para peneliti menduga, keajaiban-keajaiban ini merupakan salah 1 (satu) cara untuk menghindari kepunahan.
  10. Kekuatan komodo ada pada penciuman. Kekuatan itu sekaligus menjadi kelemahan. Lubang hidung komodo merupakan titik terlemah yang digunakan para ranger untuk menghalau pada saat mereka agresif. Para ranger berbekal tongkat bercabang 2 (dua) di ujung, dan digunakan untuk menekan hidung komodo pada saat tidak bisa dikendalikan.

Penjelasan Umum Dunia Tumbuh-Tumbuhan ( Kingdom Plantae )

Dunia TumbuhanPenjelasan Umum Dunia Tumbuh-Tumbuhan ( Kingdom Plantae ) - Tumbuhan di bumi ini sangat beragam yang tersusun dari laut sampai puncak gunung, yang melingkupi sebagian besar daratan di muka bumi ini. Tumbuhan amat penting peranannya bagi penduduk di bumi. 

Kemampuan fotosintesis tumbuhan memberi seluruh kekuatan bagi manusia dan hewan. Tumbuhan juga menjaga tanah dari pengikisan hutan dan membantu mendinginkan iklim tempatnya tumbuh dengan penguapan air ke udara melalui proses pernapasan.

Tidak semua organisme mampu mensintesis bahan makanannya sendiri. Kelompok organisme heterotrof tidak memiliki kemampuan melakukan sintesis bahan makanan yang dibutuhkannya. Dengan demikian seluruh kebutuhan hidupnya bergantung pada ketersediaan zat organik dari organisme lain atau lingkungannya. Organisme dari kelompok jamur, hewan dan beberapa jenis bakteri masuk dalam kategori ini. Ketiadaan pigmen fotosintetik lah yang menyebabkan mereka menggantungkan hidupnya kepada organisme lain.

Berbeda dengan organisme heterotrof, tumbuhan memiliki kemampuan menyusun zat makanan sendiri. Dengan bantuan energi dari luar, misalnya energi cahaya matahari, tumbuhan dapat menghasilkan karbohidrat yang penting bagi penyediaan energi untuk dirinya sendiri maupun untuk organisme lain. Karena kemampuan inilah maka tumbuhan dikategorikan sebagai organisme autotrof.

Sebagian besar organisme autotrof yang ada di bumi ini termasuk kelompok tumbuhan berbiji (Gembong Tjitrosoepomo, 2005). Selain itu alga, lumut, dan tumbuhan paku memiliki kemampuan yang sama dalam membuat makanan sendiri. Dalam pokok bahasan ini pembahasan tumbuhan dibatasi pada tumbuhan lumut (Briophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta), mengingat alga telah dibicarakan dalam pembahasan Protista mirip tumbuhan pada pokok bahasan terdahulu. Setelah mempelajari pokok bahasan ini kalian diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tumbuhan, mampu memanfaatkannya dengan optimal dengan tetap menjaga kelestariannya.

Semua tumbuhan memiliki kemampuan membentuk zat organik dari zat-zat anorganik melalui fotosintesis (bersifat autotrof). Tumbuhan merupakan organisme multiseluler, karena tubuh tumbuhan tersusun oleh banyak sel, baik sel yang telah mengalami diferensiasi maupun belum mengalaminya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun oleh hemiselulosa sehingga bentuk sel tumbuhan relatif tetap, tidak mudah mengalami perubahan. Tergantung tingkat kemajuan yang dicapai dalam diferensiasi jaringan, ada tumbuhan yang berpembuluh (vaskuler), ada pula yang belum berpembuluh (nonvaskuler).

Cara reproduksi tumbuhan juga berbeda-beda, ada yang secara vegetatif maupun secara generatif. Dilihat dari kelengkapan organ yang dimiliki, tumbuhan berbiji ( Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan paling tinggi tingkatannya. Pada tumbuhan ini akar, batang, dan daun telah nyata ada, serta menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakan. Tumbuhan dengan akar, batang dan daun sejati disebut tumbuhan berkormus (kormophyta). 

Atas dasar ciri-ciri itulah maka tumbuhan berbiji disebut (kormophyta berbiji). Selain spermatophyta, tumbuhan paku (Pteridophyta) juga telah menunjukkan ciri-ciri mempunyai akar, batang, dan daun sejati, terutama golongan paku pohon. Jadi, tumbuhan paku dapat dimasukkan ke dalam kelompok kormophyta. Dengan spora yang dibentuk dalam kotak spora, tumbuhan paku dijuluki sebagai kormophyta berspora.

Sabtu, 03 Agustus 2013

SATWA

Satwa atau disebut juga hewan, binatang, fauna adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan (kingdom) Animalia atau Metazoa. Hewan atau satwa, diklasifikasikan dalam 2 kelompok besar yaitu hewan bertulang belakang (vertebrata) dan binatang tanpa tulang belakang (avertebrata atau invertebrata).
Indonesia mempunyai keanekaragaman fauna yang sangat tinggi. Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia nomor satu dalam hal kekayaan mamalia (binatang menyusui) yaitu lebih dari 515 jenis dan menjadi habitat dari sekitar 1.539 jenis burung. Selain itu, sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia.
Sayangnya, Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa yang terancam punah. Pada tahun 2003, World Conservation Union mencatat 147 spesies mamalia, 114 burung, 91 ikan dan 2 invertebrata termasuk dalam hewan-hewan yang terancam punah

KATEGORI SATWA


9 Artikel Terbaru dalam Kategori Satwa

Ikan Napoleon antara Komoditas dan Konservasi - Ikan napoleon, napoleon wrasse, atau Cheilinus undulatus di satu sisi menjanjikan keuntungan yang sangat tinggi dan menjadi sumber penghidupan bagi nelayan. Namun di sisi lain ikan ikan karang berukuran besar ini menjadi salah satu hewan langka dengan status endangered (Terancam … Lanjut membaca
Daftar Burung Endemik Jawa Bali - Daftar burung endemik Jawa Bali ini memuat daftar burung endemik pulau Jawa dan Bali. Spesies endemik sendiri mempunyai arti terbatas mendiami daerah tertentu. Sehingga burung dalam daftar ini merupakan burung-burung yang hanya bisa ditemui secara alami di pulau Jawa dan … Lanjut membaca
Download Mewarnai Gambar Kupu-kupu - Download mewarnai gambar kupu-kupu ini melengkapi artikel mewarnai gambar burung Indonesia yang telah saya posting sebelumnnya. Sesuai dengan judulnya, tersedia aneka gambar sketsa kupu-kupu yang akan sangat berguna untuk mengasah kreatifitas anak dalam mewarnai. Kupu-kupu sendiri merupakan kumpulan serangga yang … Lanjut membaca
Video Tarian Burung Cenderawasih Merayu Pasangan - Video tarian burung cenderawasih saat merayu pasangan ini pasti akan membuat semua orang takjub. Aksi Sang Burung Surga, cenderawasih jantan untuk menawan hati betinanya itu dapat kita nikmati dalam sebuah video berdurasi 45 menit dengan judul Winged Seduction: Birds Of … Lanjut membaca
Burung Cempala Kuneng Maskot Aceh - Burung Cempala Kuneng adalah Maskot (Fauna Identitas) Provinsi Aceh. Burung Cempala Kuning, disebut juga sebagai Ceumpala Kuneng, dan Kucica Ekor-kuning merupakan fauna identitas provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, mendampingi Bunga Jeumpa yang dijadikan flora identitas. Burung Cempala Kuning (Trichixos pyrropygus) telah … Lanjut membaca
25 Hewan Langka Indonesia - 25 Hewan Langka Indonesia ini merupakan sebagian daftar hewan-hewan langka di Indonesia yang saya pilih secara acak. Daftar ini selain memuat nama hewan dalam bahasa Indonesia juga dilengkapi dengan penyebutannya dalam nama latin (nama ilmiah) dan bahasa Inggris serta sedikit … Lanjut membaca
Kondisi Amfibi di Indonesia - Kondisi Amfibi di Indonesia adalah sebuah ironi. Di satu sisi, Indonesia merupakan salah satu kawasan dengan kekayaan (baik jumlah populasi, spesies, maupun endemisitas) amfibi yang sangat tinggi. Namun di sisi lain kekayaan tersebut bukan hanya banyak yang terancam punah namun … Lanjut membaca
Primata Terlangka Dunia 3 Dari Indonesia - Daftar 25 primata terlangka di dunia (Top 25 Most Endangered Primates) edisi 2012-2014 kembali dirilis oleh IUCN Species Survival Commission Primate Specialist Group bersama International Primatological Society (IPS), Conservation International (CI), dan Briston Conservation and Science Foundation. Dan lagi, Indonesia … Lanjut membaca
Semut Rangrang Sang Pengendali Hama Alami - Semut Rangrang berperan sebagai pengendali hama tanaman secara alami. Semur rangrang mempunyai perilaku agresif dalam mempertahankan wilayahnya di samping kompak, pemberani, lincah, dan juga kuat. Dengan itu semua, semut rangrang tidak pernah gentar, bahkan sanggup melumpuhkan musuh-musuhnya meski berukuran hingga … Lanjut membaca


sumber : Alamendah's Blog_Flora, Fauna, dan Alam Indonesia